feedburner
Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

feedburner count

Apakah Masyarakat Kita Masih Membutuhkan Apotek?

Sebagian janji/sumpah Apoteker yang diucapkan saat selesai studi sebelum menunaikan tugasnya dalam masyarakat adalah sebagai berikut.

Saya berjanji/bersumpah:

* akan membaktikan hidup saya guna kepentingan peri kemanusiaan terutama dalam bidang kesehatan.

* akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian!


Sumpah sejenis ini pula yang diucapkan dokter dan dokter gigi yang menurut Undang-Undang Kesehatan Nasional adalah tiga serangkai sarjana kesehatan.

SEJARAH PEMISAHAN PROFESI DOKTER-APOTEKER

Pada awal abad ke-13 belum dikenal istilah Apoteker atau Pharmacist. Yang ada hanya seorang Penyembuh (healer, shaman, dukun, tabib, sinshe dsb.) yang memeriksa penyakit pasien kemudian memberikan pula obat yang diperlukan. Praktek seperti ini saya kira bukan asing di negara kita malahan masih sangat banyak. Di Eropa praktek seperti ini diikuti dengan cermat sehingga ditemukan bahwa ini banyak merugikan pasien karena tidak ada " check and balance". Karena perkembangan di bidang obat kemudian sangat pesat, disadari bahwa satu orang tidak dapat menguasai semua ilmu. Maka pada tahun 1240 di negara Kerajaan Sicilia untuk pertama kalinya dikeluarkan undang-undang yang memisahkan pekerjaan Dokter dan Apoteker. Dokter hanya boleh memeriksa pasien dan menulis resep tetapi obat dibuat dan diserahkan oleh Apoteker. Kemudian di tahun 1407 menyusul Pharmacist's Code of Genoa dimana dinyatakan bahwa seorang Apoteker tidak boleh bekerja sama dengan Dokter.

PERKEMBANGAN APOTEK DI NEGARA MAJU

Sesuai dengan fungsinya, Apotek di negara maju menjalankan fungsi pengawasan atas pemakaian obat oleh masyarakat terutama untuk Obat Keras ( obat narkotika, psikotropika dan obat lain yang hanya dapat diserahkan atas resep Dokter). Dan seperti pada Praktek Dokter berlaku pelayanan "no Pharmacist no Service". Jadi kehadiran seorang Apoteker atau Pharmacist mutlak dibutuhkan untuk Apotek dapat melayani pasien.

Karena itu, selain secara aktif mengawasi pemakaian obat keras karena kehadiran seorang Apoteker maka diberikan pelayanan :

1. Konsultasi untuk pengobatan sendiri.

2. Konsultasi mengenai obat yang diterima dari dokter.

3. Pengawasan pemakaian obat agar dilakukan sesuai permintaan Dokter.

4. Monitoring khasiat dan efek samping obat.

5. Pengawasan mutu obat yang beredar dan cara-cara penyimpanannya.

6. Pendampingan atau screening pasien diabetes, hipertensi, kolesterol, pemakai KB, dll.

7. Promosikan cara-cara hidup yang sehat.


Badan dunia WHO dalam pertemuan di Vancouver 1997 menggunakan istilah "7 Star Pharmacist" untuk menyatakan peran dan tanggung jawab seorang Apoteker yang bermutu (lihat Annex WHO Consultative Group on "Preparing the Future Pharmacist).

Di tahun 1999 dalam Technical Report Series no. 885 Annex 7 badan dunia ini pula mengeluarkan "Good Pharmacy Practice In Community And Hospital Pharmacy Settings" yang sebenarnya sudah diadopsi oleh negara-negara maju sejak tahun 1993.

PERKEMBANGAN APOTEK DI NEGARA KITA

Walaupun sudah sejak tahun 1963 Peraturan Pemerintah mengharuskan Apoteker berkarya di Apotek, agar supaya Apotek menjadi Pusat Informasi dan Monitoring Obat, sayangnya sampai saat ini tidak terlaksana. Malahan iklim deregulasi yang 5 tahun terakhir merasuki segala bidang termasuk distribusi obat telah memporak-porandakan dunia Apotek.

Telah terjadi salah persepsi bahwa untuk menurunkan harga obat perlu ada persaingan yang sebebas-bebasnya tanpa disadari bahwa di bidang obat pasien tidak berkompetensi untuk menilai mutu obat dari luar sehingga akan terjadi banyak pemalsuan dan kebohongan. Dan inilah yang sungguh-sungguh telah terjadi selama ini dengan timbulnya banyak obat palsu, obat impor gelap dan oleh Apotek yang tidak bertanggung jawab obat campuran isinya obat murah tetapi harganya obat mahal.

Sebenarnya Pemerintah sudah bijaksana karena mengeluarkan obat generik yang murah bagi masyarakat tidak mampu atau ingin menurunkan biaya pengobatannya. Sayang karena sering dimanipulasi banyak pasien tidak berani ganti obat (ditulis pada resep tidak boleh diganti tanpa persetujuan) dan malahan akhirnya sudah dicuci otak bahwa obat generik atau obat keluaran pabrik lain yang lebih murah tidak baik/nanti tidak sembuh. Padahal dengan mendapat persetujuan B.P.O.M melalui No Registrasi mutu obat seharusnya sudah terjamin.

Juga masyarakat sudah tidak mengerti essensi Apotek dan lupa akan adanya sosok Apoteker sehingga Apotek dr. X atau Apotek ada di tempat praktek dokter yang sekaligus adalah pemiliknya tidak dianggap sebagai suatu pelanggaran, malahan sebagai suatu keuntungan. Malahan hampir semua Apotek yang ingin survive terpaksa buka praktek dokter disebelahnya agar bisa mendapatkan resep yang cukup dan juga banyak Apoteker "boss"-nya Dokter.

Penulis pernah melihat di Swiss sebuah Apotek (Pharmacia Dr. Y) dan karena mengira bahwa itu milik Dokter, kami bertanya, ternyata Dr. Y itu seorang Dottore Pharmacia, jadi bukan Dokter.

Karena sosok Apoteker tidak dikenal/sudah dilupakan masyarakat, karena tidak pernah berperanan; karena tidak pernah dicari, maka banyak Apoteker sudah puas kalau hanya namanya dicantumkan pada papan Apotek. Alangkah berbeda dengan profesi dokter yang tidak pernah menyerahkan tanggung jawabnya kepada Mantri atau perawatnya. Didunia kebidanan saya mendengar cerita bahwa spesialis kebidanan tidak membiarkan seseorang ibu melahirkan tanpa kehadirannya, sehingga kalau ibu "sial" disuruh menahan dulu kalau dokternya belum tiba.

DUNIA PENDIDIKAN TINGGI FARMASI INDONESIA

Sangat memprihatinkan bahwa dunia pendidikan Tinggi Farmasi kita yang sudah begitu besar jumlahnya (sekitar 25 Fakultas Farmasi ?) dan begitu maju (ada yang bekerjasama dengan universitas LN) tidak berhasil menciptakan Apoteker yang cinta profesi dan yang handal untuk terjun dalam dunia praktek. Apakah ilmu yang tinggi tetapi tidak diamalkan dan tidak diperkaya oleh pengalaman akan ada gunanya?

Apakah untuk dunia Apoteker tidak berlaku "Experience is the best teacher"?

Kapankah Apoteker bisa dapat pengalaman jika hanya datang sebulan sekali untuk menandatangani Laporan & Pemesanan Obat Bius dan menerima honor?

HARGA OBAT DI APOTEK VERSUS TOKO OBAT

Untuk dapat menjawab pertanyaan yang tercantum sebagai judul artikel ini tidaklah lengkap jikalau kita tidak membahas mengenai harga yang sering disorot oleh berbagai pihak, terutama pasien.

Sebenarnya untuk membandingkan harga Apotek dan Toko Obat tidaklah fair, karena alasan-alasan berikut :

1. Investasi untuk pendirian Apotek sesuai persyaratan pemerintah jauh lebih tinggi dari Toko Obat.

2. Biaya operasional Apotek : biaya gaji, telepon-listrik-air, Pengantar obat, obat kadaluarsa-tidak laku, dan pajak banyak tidak diperlukan Toko Obat.

3. Semua obat yang dibeli melalui jalur resmi sudah dikenakan PPN 10% karena semua Apotek sudah terdaftar di kantor pajak.

4. Obat yang dijual di Apotek dibeli melalui saluran resmi bukan impor gelap, tetapi mutunya terjamin.


Bagaimana Penentuan Harga Di Apotek?

Umumnya mengambil patokan 1,3 x harga beli. Ini berarti 0,23 x harga jual. Jadi untuk resep seharga 100.000,- Apotek peroleh 23.000,- Untuk obat yang mahal, banyak Apotek tinggal mengambil 0,17 x harga jual. Jadi untuk harga obat 300.000,- Apotek peroleh 51.000,-

Padahal banyak resep yang harganya dibawah 20.000, yang mana Apotek hanya mendapat 4.600,- atau kurang. Sedangkan tidak ada lagi dokter praktek pribadi dimana pasien membayar 5.000,- kecuali Poliklinik RS.

Kalau dilihat dari segi profesi, Apoteker memang tidak ada tempat di dalam masyarakat kita. Di negara maju ada "professional fee" sama seperti dokter dan setiap resep dikenakan 25 gulden untuk Belanda (entah sekarang berapa Euro). Mengingat jurang antara kaya dan miskin yang begitu lebar, cara sekarang sudah baik, karena yang kaya bisa menunjang yang miskin dengan syarat bahwa yang tidak mampu pakailah obat generik saja.

FUNGSI TOKO OBAT

Sebelum tahun 1970, waktu pabrik obat jumlahnya masih sangat kecil, toko obat masih berfungsi dengan baik sesuai dengan undang-undang kita. Yaitu dimana kita bisa berbelanja semua obat bebas/obat tradisional dengan harga yang relatif lebih murah. Di negara maju toko obat juga menjual makanan kesehatan, kosmetika dan produk untuk kesehatan/hygiene : sabun, pasta gigi, dll.

Entah mengapa sekarang banyak toko obat tergoda untuk keluar dari jalur sehingga rasa tanggung jawab kepada masyarakat telah hilang.

APAKAH ADA JALAN KELUAR?

Tentu untuk keadaan yang sudah semrawut sekarang patut dicari jalan keluar atau:

1. Kita hapuskan saja Apotek, dan hanya ada toko obat dimana kita biarkan semua obat bisa dijual bebas.

2. Kita biarkan keadaan terus berlanjut karena kita senang hidup berpura-pura, sampai suatu waktu anak-cucu kita menjadi korban?

3. Kita biarkan dokter serahkan obat pada pasien, sehingga kita kembali ke zaman tempo doeloe (dokter dukun)!

Karena sesungguhnya APOTEK TANPA APOTEKER ADALAH TOKO OBAT.

*Theresia Permadi
Penulis adalah Apoteker dan Aktivis Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Catatan Redaksi:
Sejatinya tulisan ini pernah dimuat di harian Suara Pembaruan. Namun penulis mengirim kembali tulisan tsb kepada Media Konsumen dengan harapan bisa dibaca oleh lebih banyak orang dan menjadi pembelajaran bagi konsumen Indonesia untuk lebih memahami fungsi dan peran apoteker untuk turut serta dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat



8 komentar:
gravatar
Anonim mengatakan...
7 Juni 2008 pukul 23.50  

Selamat atas terlahirnya web untuk apoteker maupun farmasis ini

gravatar
akhikum mengatakan...
19 Juni 2008 pukul 02.44  

semoga sukses semua pejuang farmasi dan apoteker UMS dan abadi perjuangan. Allohu akbar

gravatar
Anonim mengatakan...
5 Juli 2008 pukul 00.14  

agoes maju terus..

gravatar
Anonim mengatakan...
15 Januari 2010 pukul 18.19  

I want not approve on it. I regard as nice post. Expressly the designation attracted me to review the unscathed story.

gravatar
Anonim mengatakan...
19 Januari 2010 pukul 16.06  

Good fill someone in on and this post helped me alot in my college assignement. Say thank you you as your information.

gravatar
Anonim mengatakan...
7 Februari 2010 pukul 18.16  

[B]NZBsRus.com[/B]
Lose Sluggish Downloads Using NZB Files You Can Rapidly Search Movies, PC Games, Music, Software and Download Them at Accelerated Speeds

[URL=http://www.nzbsrus.com][B]Usenet Search[/B][/URL]

gravatar
Anonim mengatakan...
15 Maret 2010 pukul 09.01  

Predilection casinos? meet steady of this advanced [url=http://www.realcazinoz.com]casino[/url] exemplar and unauthentic online casino games like slots, blackjack, roulette, baccarat and more at www.realcazinoz.com .
you can also dissect our redesigned [url=http://freecasinogames2010.webs.com]casino[/url] orientate at http://freecasinogames2010.webs.com and rejoicing conclusive tangled well-heeled !
another different [url=http://www.ttittancasino.com]casino spiele[/url] acreage is www.ttittancasino.com , because german gamblers, scion in unconstrained online casino bonus.

gravatar
Anonim mengatakan...
8 Februari 2013 pukul 09.18  

top [url=http://www.c-online-casino.co.uk/]free casino[/url] coincide the latest [url=http://www.realcazinoz.com/]online casinos[/url] unshackled no deposit perk at the best [url=http://www.baywatchcasino.com/]www.baywatchcasino.com
[/url].

Posting Komentar